Mustapa & Mariia

Mustapa & Mariia

Rabu, 05 Juni 2013

MAKALAH HORMON



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “ yang paling utama “ ) adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Molekul protein mengandung karbon , hydrogen, oksigen , nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Secara kimiawi, protein merupakan polimer, dengan asam amino sebagai monomernya dan dihubungkan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino di sampingnya (Lehninger, 1995). Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah satunya terletak pada atom C tepat )
 (Sudarmadji dkk, 1989).
Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Fungsi utama protein di dalam tubuh manusia adalah sebagai pembangun atau pembentuk struktur sel (misal, pembentukan membran sel, rambut,hati dll), ada juga protein yang mempunyai fungsi khusus yaitu protein yang aktif,salah satunya adalah enzim yang berpungsi sebagai biokatalisator,hemoglobin,hormon,dan antibody untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan protein akan mengganggu berbagai proses metabolisme serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Protein dalam bahan biologis biasanya terdapat dalam bentuk ikatan fisis yang renggang ataupun ikatan kimiawi yang lebih erat dengan lemak atau karbohidrat. Ikatan-ikatan ini mempengaruhi penentuan sifat-sifat fisis bahan, misalnya dalam sistem emulsi makanan. Pemanasan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan bahan sesuai dengan selera konsumen akan berpengaruh terhadap protein yang terkandung di dalamnya, serta pemanasan yang berlebihan akan merusak nilai protein dipandang dari sudut nilai gizi. Hal ini menyebabkan pentingnya menganalisa protein yang terkandung dalam bahan makanan sehubungan dengan proses-proses yang akan dikenakan pada suatu bahan makanan tertentu
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Dengan asam protein bermuatan positif sedangkan dengan basa protein bermuatan negative. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa,ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya.
Protein merupakan suatu makromolekul yang dapat dihidrolisis oloeh asam,basa,enzim yang kemudian menghasilkan asam amino. Protein dalam air akan membentuk disperse koloidal dan tidak dapat berdifusi melalui membran semipermiabel. Semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organic(eter,kloroform). Protein mudah mengalami denaturasi (perubahan struktur molekul protein) karena pengaruh panas ,Ph, tekanan,aliran listrik,dan bahan kimia lain,yang dapat berlangsung secara revesible atau irrevesible dan mudah mengendap.


Struktur protein
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/49/Protein_Structure.jpg/350px-Protein_Structure.jpg
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH). Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen

.           Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.




B.   TUJUAN

1.     Mengidentifikasi adanya unsur – unsur penyusun protein
2.     Mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu




BAB II
METODE


  1. Alat dan Bahan
Ø  Alat :
a.     Tabung reaksi               
b.    Cawan porselen
c.     Gelas obyek
d.    Alat pemanas
e.     Pipet ukur


Ø  Bahan:

a.     Albumin telur (telur ayam ras,telur ayam kampong,telur puyuh,telur itik/bebek) , gelatin , aquades
b.    Larutan NaOH 10% , Pb asetat 5% , HCL (p)
c.     Larutan NaOH 40% , Alkohol 96% , HCL (10%) , kloroform


B.    Prosedur

B1. Uji Susunan Elementer Protein
1.     Uji adanya unsure C, H, dan O
a.     Masukkan 1 ml albumin kedalam tabung reaksi.
b.    Taruhlah kaca objek diatasnya, kemudian panaskan.
c.     Perhatikan adanya pengembunan pada gelas objek yang menunjukkan adanya hydrogen (H) dan oksigen (O).
d.    Ambil tabung reaksi tadi, lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium rambut terbakar, berarti protein mengandung unsure Nitrogen (N).
e.     Bila terjadi pengarangan , berarti ada atom Karbon (C).
f.     Ulangi percobaan menggunakan sabuk gelatin.




2.     Uji adanya atom N
a.     Masukkan 1 ml albumin kedalam tabung reaksi.
b.    Tambahkan 1 ml NaOH 10% , kemudian panaskan.
c.     Perhatikan bau ammonia yang terjadi dan ujilah uapnya dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi aquades.
d.    Terbentuknya bau ammonia menunjukkan adanya N.
e.     Ulagni percobaan menggunakan serbuk gelatin.


3.     Uji adanya atom S
a.     Masukkan 1 ml albumin kedalam tabung reaksi.
b.    Tambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan.
c.     Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%.
d.    Bila larutan menghitam , berarti PbS yang terbentuk. Kemudian tambahkan 4 tetes HCL pekat dengan hati – hati.
e.     Perhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
f.     Ulangi percobaan menggunakan sabuk gelatin.



B2. Uji kelarutan protein
a.     Sediakan 5 tabung reaksi . masing – masing isi dengan air suling, NaOH 40%, Alkohol 96%, HCL (10%), kloroform sebanyak 1 ml.
b.    Tambahkan 2 ml larutan albumin telur pada masing – masing tabung.
c.     Kocoklah dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
d.    Ulangi percobaan dengan menggunakan gelatin.




































BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.HASIL
1. HASIL UJI SUSUNAN ELEMENTER PROTEIN
  a. Hasil percobaan uji adanya unsure C,H, dan O

No
Zat uji
Hasil pengamatan
Analisa C
Analisa N
Analisa H dan O
1
1 m Albumin telur ayam kampung
-
+
+
2
1 ml Albumin telur ayam ras
-
+
+
3
1 ml Album telur iitik
-
+
+
4
1 ml Albumin telur puyuh
-
-
+


b.Hasil uji adanya unsure atom N

Zat uji
Hasil pengamatan(-/+)
Bau amoniak (N)
1 ml Albumin telur ayam kampung + 1 ml NaOH 10%(Dipanaskan)
+
1 ml Albumin telur ayam ras +1 ml NaOH 10 % (Dipanaskan)
+
1 ml Albumin telur itik+ 1 ml NaOH 10 % Dipanaskan)
-
1 ml Albumin telur puyuh + 1 ml NaOH 10 % (Dipanaskan)
+



c.Uji adanya atom S

Perlakuan
Hasil pengamatan (-/+)
Pb s
Belerang (S)
1 ml Albumin telur ayam kampung + 1 ml NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes Pb Ac + 4 tetes Hcl pekat
+
+
1 ml Albumin telur ayam ras + 1 ml NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes Pb Ac + 4 tetes Hcl pekat
+
+
1 ml Albumin telur itik+ 1 ml NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes Pb Ac + 4 tetes Hcl pekat
+
+
1 ml Albumin telur puyuh + 1 ml NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes Pb Ac + 4 tetes Hcl pekat
+
+


2. HASIL UJI KELARUTAN PROTEIN
 a.Telur ayam kampung

Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Air suling
1ml
-
-
-
-
HCL 10 %
-
1ml
-
-
-
NaOH 40 %
-
-
1ml
-
-
Alcohol 96 %
-
-
-
1ml
-
Kloroform
-
-
-
-
1ml
Kocok tabung dengan kuat
Hasil:
Larut/Tidak larut
Larut (homogen)
Tidak larut (heterogen)
Larut (homogen)
Larut (homogen)
Tidak larut (heterogen)





b.Telur ayam ras

Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Air suling
1ml
-
-
-
-
HCL 10 %
-
1ml
-
-
-
NaOH 40 %
-
-
1ml
-
-
Alcohol 96 %
-
-
-
1ml
-
Kloroform
-
-
-
-
1ml
Hasil:
Larut/Tidak larut
Larut (homogen)
tidak larut (heterogen)
Tidak larut (heterogen)
Larut (heterogen)
Tidak larut (homogen)



c.Telur itik

Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Air suling
1ml
-
-
-
-
HCL 10 %
-
1ml
-
-
-
NaOH 40 %
-
-
1ml
-
-
Alcohol 96 %
-
-
-
1ml
-
Kloroform
-
-
-
-
1ml
Hasil:
Larut/Tidak larut
Larut (homogen )
Larut (homogen)
Tidak Larut
(heterogen)
Larut (homogen)
Larut (homogen)







d.Telur puyuh

Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Air suling
1ml
-
-
-
-
HCL 10 %
-
1ml
-
-
-
NaOH 40 %
-
-
1ml
-
-
Alcohol 96 %
-
-
-
1ml
-
Kloroform
-
-
-
-
1ml
Hasil:Larut/Tidak larut
Larut(homogen)
Larut (Homogen)
Tidak larut (heterogen)
Tidak larut (heteroggen)
Tidak larut (heterogen)


B.PEMBAHASAN
   B1. UJI SUSUNAN ELEMENTER PROTEIN

Ø  Uji adanya unsure C,H, dan O
            Semua jenis protein tersusun atas unsure – unsure karbon(C), hydrogen(H), oksigen(O), dan nitrogen(N) dan ada pula protein yang mengandung unsure belerang(S) dan posfor(P). Dengan metode pembakaran ataupun pengembunan kita dapat mengetahui unsure – unsure protein, yaitu, C,H,O,dan N.
Pada uji pratikum kali ini yang dilakukan dengan menggunakan albumin dari berbagai jenis telur, antara lain telur ayam kampung,ayam ras,telur itik,dan telur puyuh, menunjukkan reaksi negative pada uji pegarangan,karena apabila terjadi pengarangan akan terbentuk lingkaran hitam pada dinding tabung reaksi dan menandakanadanya unsure karbon (C) dan apabila tercium bau rambut terbakar itu menandakan adanya unsure N(nitrogen). Namun pada saat pengujian hasil menunjukkan reaksi negative pada pengarangan untuk semua jenis zat uji albumin telur, hal ini mungkin dikarenakan karena kurangnya ketelitian dari praktikan. Sedangkan hasil negative hanya pada albumin telur puyuh untuk uji unsure nitrogen. Sedangkan pada uji pengembunan menunjukkan hasil positif,maka menunjukkan adanya unsure hydrogen (H), dan oksigen (O) pada uji zat tersebut. Karena unsure hydrogen dan oksigen dapat mengalami penguapan jika dipanaskan dan ditutup dengan gelas objek,maka proses penguapan akan tertaha dan akhirnya terjadi pengembunan pada gelas objek.
Dari data hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa semua zat uji baik albumin telur ayam kampung,ayam ras.itik maupun telur puyuh menunjukkan hasil yang negative pada proses pengarangan, sementara pada uji pemgembunan masing – masing albumin menunjukkan reaksi positif, artinya pada zat uji ada yang mengandung unsure H(hydrogen),N(nitrogen) dan O(oksigen), tapi ada juga yang tidak mengandung unsure C(karbon).



Ø  Uji adanya atom N
Pada percobaan albumin ayam ras,ayam kampung,itik,dan telur puyuh yang ditambahkan dengan 1 ml NaOH, kemudian dipanaskan albumin telur ayam ras,itik, dan puyuh menunjukkan reaksi  positif yaitu terdapat  bau  amoniak  sedangkan pada albumin ayam kampung menunjukkan reaksi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat selesai memanaskan,  bau amoniak yang terdapat pada tabung reaksi ayam ras tercampur dengan bau udara di ruangan karena terlalu lama dibiarkan menguap.
Selain bau rambut terbakar ,adanya amoniak juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya unsure nitrogen dalam protein. Pada pengamatan ini diperoleh hasil bahwa tidak semua albumin dari masing-masing telur mengandung unsure nitrogen(N).


Ø  Uji adanya atom S

Pada uji kali ini, semua albumin telur menunjukkan reaksi positif dengan diperolehnya warna hitam pada pencampuran 1 ml NaOH 10% dipanaskan  kemudian ditambahkan 4 tetes PbAc  dan 4 tetes HCL pekat dan terbentuk PbS serta adanya bau belerang.



B2. UJI KELARUTAN PROTEIN
            Protein bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun larutan basa. Daya larut protein berbeda didalam air,asam, dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan dalam air tapiada pula yang sukar larut dalam air. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air akan membentuk disperse koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melaui membrane semipermiabel. Albumin termasuk protein globular yang berbentuk bulat atau elips dengan rantai polipeptida yang berlipat. Albumin lalrut dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan.
            Berdasarkan percobaan uji kelarutan protein dari literatur  dalam albumin telur ayam kampung, ayam ras, telur itik,telur puyuh setelah ditambahkan air, HCL, dan alcohol larut.  Hal ini dikarenakan albumin didalam masing-masing telur mengandung protein yang  bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Sementara albumin telur ayam kampung, ayam ras, telur itik dan telur puyuh setelah ditambahkan NaOH dan kloroform tidak larut. Hal ini dikarenakan protein di dalam albumin telur tidak larut dalam pelarut lemak yaitu NaOH dan kloroform. Pada percobaan uji kelarutan protein yang kami lakukan dalam albumin telur ayam kampung  setelah ditambahkan HCL tidak larut dan NaOH larut, pada albumin ayam ras setelah ditambahkan HCL tidak larut, NaOH larut, dan alkohol tidak larut , pada albumin telur itik setelah ditambahkan kloroform larut, pada albumin telur puyuh setelah ditambahkan alkohol tidak larut .Hal ini dikarenakan dalam melakukan praktikum masing-masing praktikan mengalami kekurangan dalam kecermatan dan ketelitian seperti  kekurangan atau kelebihan  dalam meneteskan larutan dan pereaksinya dalam tabung reaksi.

Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute maka protein akan menggumpal atau terkoagulasi. Hal ini disebakan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul – molekul protein.









BAB IV
KESIMPULAN

v  Albumin merupakan protein cadangan yang terdapat dalam telur (putih telur), Albumin larut dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan.
v  Secara umum , semua jenis protein tersusun atas unsure – unsure karbon (C),hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).
v  Proses pengembunan menunjukkan adanya unsure C dan H dalam protein. Jika terjadi pengarangan ,berarti ada atom karbon (C) ,dan bila tercium rambut terbakar ,berarti zat tersebut nengandung unsure mitrogen (N).
v  Adanya bau amoniak juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya unsure Nitrogen dalam protein.
v  Protein ada yang mudah larut dalam air dan ada pula yang sukar larut. Protein bila dilarutkan dalam air akan membentuk disperse koloidal. Protein tidak larut dalam pelarut organic seperti kloroform dan eter. 


ANCAMAN MENINGGALKAN SHOLAT

Bismillahirohmanirohiim...

saudaraku yang mulia, postingan ini bukan untuk menggurui Anda tapi sebagai pembelajaran khususnya terhadap diri saya sendiri, yang tidak luput dari dosa dan kesalahan



Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya shalallahu alaihi wasallam benar-benar telah memberikan peringatan dan ancaman kepada orang-orang yang melalaikan shalat. Allah subhanahu wata'ala telah menyediakan NERAKA SAQAR yang dikhususkan bagi orang-orang yang meninggalkan shalat. Sebagaimana firman-Nya (artinya):
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka). Mereka menjawab: ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat ...” (Al Muddatstsir: 42-43)


Dalam hadits-hadts yang shahih, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga telah memberikan peringatan keras terhadap orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja. Diantaranya:

1. Hadits Buraidah radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

العَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَ بَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

”Perbedaan antara kami dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah melakukan kekafiran.” (HR. At Tirmidzi, lihat Shahih At Targhib no. 564)

2. Hadits Jabir radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ وَالشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

“Sesungguhnya (pembeda) antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)

3. Hadits Tsauban radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ وَالإِيْمَانِ الصَّلاَةُ فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَكَ

“Pembeda antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat, bila ia meninggalkannya berarti ia telah berbuat kesyirikan.” (HR. Ath Thabari, lihat Shahih At Targhib no. 566)

4. Hadits Abu Darda’ radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

لاَ تُشْرِكُ بَاللهِ شَيْئًا وَإِنْ قُطِعْتَ وَإِنْ حُرِقْتَ وَلاَ تَتْرُكْ صَلاَةً مَكْتُوْبَةً مُتَعَمِّدًا فَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمَّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ وَلاَ تَشْرِبِ الْخَمْرَ فَإِنَّهُ مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ

“Janganlah kamu berbuat kesyirikan sedikit pun walaupun kamu dipenggal atau pun dibakar, dan jangan pula meninggalkan shalat dengan sengaja, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja sungguh lepas jaminan baginya, serta jangan pula minum khamr (arak dan semisalnya –pent) karena sesungguhnya khamr itu pintu setiap kejelekan.”
Dalam riwayat Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu: “Sungguh telah lepas jaminan dari Allah”, sedangkan dalam riwayat Ummu Aiman dan Umayyah: “Sungguh telah lepas jaminan dari Allah dan Rasul-Nya”. (lihat Shahih At Targhib no. 567. 569)

Demikian pula pernyataan para shahabat Nabi ?, diantaranya:
Umar radhiallahu anhu berkata:

لاَ حَظَّ فِي الإِسْلامِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ

“Tidak ada bagian (sedikit pun) dalam Islam bagi seseorang yang meninggalkan shalat.” (Al Mughni 3/355)
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata:

مَنْ لَمْ يُصَلِّ فَهُوَ كَافِرٌ

“Barangsiapa yang tidak shalat maka dia kafir.” (Al Mughni 3/355)
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata:

مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ فَلاَ دِيْنَ لَهُ

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka tidak ada agama baginya.” (Shahih At Targhib no. 574)
Abu Darda’ radhialallahu anhu berkata:

لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَلاَةَ لَهُ وَلاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوْءَ لَهُ

“Tidak ada keimanan bagi yang tidak shalat, dan tidak ada (sah) shalat bagi yang tidak berwudhu’.” (Shahih At Targhib no. 575)

Wahai saudaraku yang mulia, walaupun ada sebagian para ulama’ yang berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja belum sampai kafir selama masih meyakini kewajiban shalat. Tapi janganlah bermudah-mudah dalam masalah ini, karena sangat jelas sekali dari hadits-hadits shahih dan pernyataan-pernyataan para shahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di atas bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja diancam dengan kekufuran, tidak punya keimanan dan tidak punya bagian sedikit pun dari Islam, kecuali bagi orang yang mau bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dihadapan Allah subhanahu wata'ala.

semoga bermanfaat, barakallhu fiik
masih ada waktu saudaraku, insya Allah masih ada waktu bagi kita untuk bertaubat